Setiap kita pasti pernah mengalami momen insecure—entah soal bentuk tubuh, warna kulit, tinggi badan, atau bekas jerawat yang nggak kunjung hilang. Apalagi di era media sosial sekarang, standar kecantikan seolah makin sempit: harus putih, langsing, glowing, dan flawless. Padahal, kenyataannya tubuh setiap orang itu unik dan nggak bisa disamakan. Nah, daripada sibuk membandingkan diri terus, gimana kalau kita mulai belajar untuk mencintai tubuh kita sendiri? Apalagi sebagai muslimah, kita punya perspektif khusus: tubuh adalah amanah dari Allah.
Apa Itu Body Positivity?
Secara sederhana, body positivity adalah gerakan atau cara berpikir yang mendorong kita untuk mencintai dan menerima tubuh kita apa adanya—dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Gerakan ini juga menolak standar kecantikan yang sempit dan tidak realistis, serta mengajak kita menghargai keberagaman bentuk tubuh.
Namun dalam perspektif Islam, body positivity punya makna yang lebih dalam. Nggak cuma soal menerima penampilan fisik, tapi juga tentang bagaimana kita mensyukuri ciptaan Allah dan memperlakukan tubuh kita dengan penuh tanggung jawab.
Tubuh Kita Itu Amanah ya Sahabat!
Dalam Islam, tubuh kita bukanlah milik kita sepenuhnya, melainkan titipan dari Allah. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Ayat ini mengingatkan bahwa setiap manusia diciptakan dalam bentuk terbaik. Nggak ada ciptaan Allah yang sia-sia atau jelek. Maka dari itu, ketika kita merasa minder atau membenci bagian dari tubuh kita, sejatinya kita sedang lupa bahwa tubuh ini adalah ciptaan Allah yang patut disyukuri.
Mencintai Tubuh = Mensyukuri Nikmat Allah
Kalau kita renungkan, tubuh kita ini luar biasa banget. Mata bisa melihat, tangan bisa menggenggam, kaki bisa berjalan, otak bisa berpikir. Bahkan saat tidur pun tubuh kita tetap bekerja: jantung berdetak, paru-paru bernafas, dan sistem pencernaan tetap berproses. Semua itu terjadi atas izin Allah.
Jadi, mencintai tubuh bukan berarti memanjakan diri secara berlebihan, tapi bentuk syukur kita. Merawat tubuh—dari makan makanan sehat, olahraga, sampai istirahat cukup—adalah bagian dari ibadah.
Begini Nih Self-Love yang Islami
Self-love atau mencintai diri sendiri kadang disalahpahami sebagai egois. Padahal, dalam Islam self-love justru dianjurkan, asalkan nggak berlebihan. Rasulullah SAW sendiri memberi contoh pentingnya menjaga diri dan kesehatan:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari)
Artinya, kita wajib memperhatikan kondisi fisik dan mental kita. Makan yang cukup, tidur yang cukup, bahkan menyenangkan hati dengan hal-hal yang halal itu sah-sah aja.
Self-love yang Islami juga termasuk menerima bahwa kita memang nggak sempurna. Ada kekurangan? Wajar. Tapi kita bisa tetap jadi versi terbaik diri kita sambil terus berusaha.
Hindari Body Shaming, Mulai dari Diri Sendiri
Sayangnya, masih banyak di antara kita yang tanpa sadar melakukan body shaming, bahkan ke diri sendiri. Misalnya:
- “Ih, aku gendutan banget. Pasti nggak ada yang suka.”
- “Duh, kulitku item banget, jelek deh.”
- “Lengan aku gede, jadi malu pakai baju ini.”
Ucapan-ucapan seperti itu pelan-pelan bisa merusak kepercayaan diri dan bikin kita makin jauh dari rasa syukur. Yuk, coba ubah narasi dalam kepala kita:
- “Tubuhku mungkin nggak sempurna, tapi tetap bisa berfungsi dengan baik.”
- “Kulitku eksotis dan unik, ini pemberian Allah.”
- “Aku berusaha sehat, bukan demi tampil sempurna, tapi supaya bisa beraktivitas lebih baik.”
Dan tentunya, jangan lupa juga buat stop mengomentari tubuh orang lain. Kita nggak tahu perjuangan atau masalah yang mereka alami. Lebih baik, saling support dan sebarkan energi positif.
Mencintai Tubuh Bukan Berarti ‘Seenaknya’ Terhadap Tubuh
Kadang orang salah paham: body positivity dianggap sebagai alasan buat malas olahraga atau makan seenaknya. Padahal, justru karena kita mencintai tubuh kita, kita jadi lebih peduli sama kesehatan.
Jadi, kalau kamu sedang dalam perjalanan memperbaiki pola makan, menurunkan berat badan, atau rutin olahraga, itu bukan karena kamu membenci tubuhmu—tapi karena kamu menyayanginya. Niatnya pun diluruskan: bukan semata biar kurus atau cantik, tapi karena menjaga kesehatan adalah bagian dari amanah.
Jangan Terjebak Standar Sosial Media
Filter, lighting, dan pose estetik di Instagram sering bikin kita lupa bahwa semua itu bisa diedit. Kita jadi ngerasa minder karena ngebandingin hidup kita yang nyata dengan postingan orang lain yang penuh kurasi.
Ingat, nggak ada yang sempurna. Bahkan selebgram atau artis sekalipun punya insecure-nya sendiri. Lebih baik kita fokus ke perkembangan diri sendiri daripada membandingkan diri sama orang lain yang kita nggak tahu cerita lengkapnya.
Tips Praktis Membangun Body Positivity dalam Islam
Biar makin mantap mencintai diri sendiri dengan cara yang benar, coba deh beberapa tips ini:
- Mulai Hari dengan Rasa Syukur
Bangun tidur, ucapkan Alhamdulillah dan syukuri tubuh yang masih sehat. - Berhenti Komentari Penampilan Orang
Fokus ke diri sendiri dan sebarkan energi positif. - Berdoa Agar Diberi Kesehatan dan Hati yang Lapang
Minta agar selalu diberi kemudahan dalam menerima diri. - Ikut Kajian atau Circle Positif
Lingkungan yang baik bisa bantu membangun persepsi diri yang sehat. - Jaga Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Nggak harus diet ketat, cukup makan sehat dan aktif bergerak. - Isi Pikiran dengan Hal yang Baik
Kurangi scroll media sosial yang bikin insecure. Ganti dengan konten inspiratif.
Body positivity dalam Islam bukan sekadar tren atau slogan. Ini adalah bentuk syukur dan tanggung jawab kita terhadap tubuh yang Allah titipkan. Setiap orang itu unik, dan kita semua punya perjalanan masing-masing.
Jangan biarkan standar dunia mengaburkan pandangan kita tentang kecantikan sejati. Karena yang paling penting bukanlah bentuk tubuh, tapi seberapa kita bersyukur dan menjaga amanah ini.
So, yuk mulai dari sekarang, cintai dirimu apa adanya—karena kamu diciptakan dengan cinta oleh Zat yang Maha Sempurna. MasyaAllah Tabarakallah 💖