Cinta dalam Diam: Sunnah atau Cuma Alasan Nggak Berani PDKT?

Cinta dalam Diam: Sunnah atau Cuma Alasan Nggak Berani PDKT?

Pernah nggak sih suka sama seseorang tapi cuma bisa diem aja? Alias cinta dalam diam. Katanya, ini lebih berkah dan sesuai sunnah. Tapi di sisi lain, ada juga yang bilang ini cuma alasan buat yang nggak berani PDKT. Jadi, sebenarnya gimana sih Islam memandang cinta dalam diam? Sunnah atau cuma alasan? Yuk, kita bahas bareng!

Apa Itu Cinta dalam Diam?

Cinta dalam diam adalah ketika seseorang menyukai orang lain, tapi nggak mengungkapkannya secara langsung. Bisa jadi karena malu, takut ditolak, atau memang ingin menjaga kesucian hati agar tetap dalam koridor Islam. Biasanya, orang yang memilih cinta dalam diam lebih banyak berdoa dan berharap agar Allah yang mempertemukan mereka dalam ikatan halal.

Tapi, apakah ini cara yang benar atau malah jadi alasan buat nggak berani bertindak?

Pandangan Islam tentang Cinta dalam Diam

Dalam Islam, cinta bukan sesuatu yang dilarang, asal nggak menjurus ke hal yang dilarang, seperti pacaran berlebihan atau mendekati zina. Ada beberapa hal yang bisa jadi pertimbangan:

1. Menjaga Kesucian Hati

Cinta dalam diam bisa jadi bentuk menjaga diri dari perbuatan yang nggak disukai Allah. Daripada baper terus malah jadi stalking tiap hari dan berujung harapan palsu, lebih baik fokus memperbaiki diri dulu.

2. Menghindari Maksiat dan Rasa Sakit Berlebihan

Nggak bisa dipungkiri, mengungkapkan perasaan itu berisiko. Bisa ditolak, bisa disalahartikan, atau malah jadi hubungan yang nggak halal. Jadi, diam bisa jadi pilihan untuk menghindari sakit hati yang nggak perlu.

3. Sunnahnya Adalah Menikah, Bukan Sekadar Memendam

Islam nggak melarang seseorang buat menyukai orang lain, tapi yang lebih utama adalah membawa perasaan itu ke jenjang yang lebih halal. Kalau serius, kenapa nggak coba cari jalan yang benar, seperti taaruf atau melibatkan wali untuk melamar langsung?

Antara Sunnah dan Sekadar Alasan

Kadang, ada orang yang bilang, “Aku cinta dalam diam karena ingin menjaga kesucian hati,” tapi sebenarnya dia cuma takut buat bertindak. Nah, di sini kita harus jujur sama diri sendiri. Sunnah dalam Islam bukan cuma sekadar memendam, tapi juga mencari cara yang benar untuk mewujudkan niat baik.

 

Seperti kisah Ali bin Abi Thalib yang pernah memendam rasa pada Fatimah, putri Rasulullah ﷺ, dalam diam. Tapi ketika sudah merasa siap, dia langsung menghadap Rasulullah untuk melamar. Artinya, cinta dalam diam boleh, tapi kalau sudah waktunya, harus ada keberanian untuk mengambil langkah. 

Kalau Suka, Harus Ngapain?

  1. Perbaiki Diri Dulu : Sebelum berharap dapat pasangan yang baik, pastikan kita juga berusaha jadi pribadi yang lebih baik. Karena jodoh itu cerminan diri.
  2. Doa dan Tawakal : Kalau benar-benar suka tapi masih ragu, serahkan dulu sama Allah. Minta petunjuk apakah dia memang jodoh terbaik atau sekadar ujian hati.
  3. Gunakan Cara yang Halal : Kalau udah yakin dan siap, kenapa nggak coba taaruf? Bisa lewat keluarga, ustaz, atau orang terpercaya yang bisa jadi perantara.
  4. Jangan Terjebak di Zona Nyaman : Kalau cuma diem aja dan berharap keajaiban terjadi, ya nggak akan ada perubahan. Kadang, kita harus berani ambil langkah, asalkan tetap dalam batasan yang benar.

Nah kalau kita pelajari dari bhaasan-bahasan diatas, cinta dalam diam bisa jadi pilihan yang baik kalau tujuannya untuk menjaga diri dari hal-hal yang dilarang. Tapi kalau cuma dijadikan alasan buat nggak bertindak, bisa-bisa malah terjebak dalam penyesalan. 

Sunnah dalam Islam bukan sekadar memendam, tapi juga berusaha dengan cara yang benar untuk mencapai tujuan yang halal. Jadi, kalau suka seseorang, berdoa dulu, perbaiki diri, lalu cari jalan yang halal. Siapa tahu, dia memang jodoh terbaik yang Allah siapkan buat kamu kan? 😉

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *