Di era modern ini, banyak anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah, baik secara fisik maupun emosional. Fenomena ini dikenal sebagai fatherless generation—suatu kondisi di mana peran ayah dalam keluarga semakin minim. Beberapa ayah sibuk bekerja, ada yang kurang terlibat dalam pengasuhan, bahkan tak sedikit yang benar-benar absen. Padahal, dalam Islam, peran ayah sangat penting dalam membentuk karakter dan akhlak anak.
Lantas, bagaimana dampaknya bagi anak? Bagaimana cara para ayah agar bisa hadir dan berperan aktif dalam parenting Islami? Yuk, kita bahas bareng!
- Apa Itu Fatherless Generation?
Fatherless generation bukan sekadar kondisi di mana seorang anak tidak memiliki ayah secara biologis. Kondisi ini juga terjadi ketika seorang ayah ada secara fisik, tetapi kurang memberikan perhatian, kasih sayang, dan bimbingan kepada anaknya.
Apa Sih Penyebab Maraknya Fatherless Generation?
-
- Ayah terlalu sibuk bekerja hingga jarang berinteraksi dengan anak
- Perceraian yang menyebabkan kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan
- Kurangnya kesadaran tentang pentingnya peran ayah dalam parenting
- Pengaruh budaya yang masih menempatkan pengasuhan sebagai tugas ibu semata
Dalam Islam, dijelaskan bahwa Ayah adalah pemimpin dalam keluarga. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa: 34, “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”
Artinya, Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pendidik utama bagi anak-anaknya loh!
- Dampak Fatherless pada Anak
Fenomena ini nggak bisa dianggap remeh, karena ketiadaan peran ayah bisa berdampak besar pada tumbuh kembang anak, baik secara emosional maupun sosial.
Ayah, Ibu perlu tau banyak sekali dampak negatif pada Anak akibat dari kurangnya peran seorang Ayah dalam hidup mereka. Diantaranya :
-
- Kurangnya figur panutan dalam keluarga
- Risiko lebih tinggi mengalami gangguan emosional seperti cemas dan depresi
- Kurang percaya diri dan sulit membangun hubungan sosial
- Lebih rentan terpengaruh lingkungan negatif
- Bagi anak perempuan, dia akan sangat merasa cacat figur laki-laki. Ini berbahaya jika anak kemudian melampiaskannya dalam lingkungan sosial, sebab dia akan mencari sosok tersebut bahkan dengan berbagai cara
Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, sampai sini sudah tau ya kalau Ayah memiliki kewajiban besar dalam membimbing anak, bukan sekadar hadir secara fisik saja!
- Peran Ayah dalam Parenting Islami
Di dalam Islam, ayah punya peran besar dalam mendidik anak. Bukan hanya sebagai kepala rumah tangga, tapi juga sebagai guru dan teladan utama dalam kehidupan anak.
Peran Ayah dalam pola asuh itu penting loh :
-
- Menjadi teladan dalam ibadah dan akhlak – Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Kalau ayah rajin shalat dan membaca Al-Qur’an, anak juga akan mengikuti.
- Melibatkan diri dalam pengasuhan – Bantu ibu dalam mengasuh anak, mulai dari mengajak mereka bermain, membantu mereka belajar, hingga mendampingi saat mereka mengalami kesulitan.
- Menjadi tempat curhat yang nyaman – Anak butuh ayah yang bisa mendengar dan memahami perasaan mereka. Jangan hanya menjadi sosok yang memberi perintah tanpa memberikan perhatian.
- Mendidik dengan kelembutan, bukan kekerasan – Dalam Islam, mendidik anak harus dengan kasih sayang, bukan hanya sekadar disiplin keras.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang ayah memberikan sesuatu kepada anaknya yang lebih baik daripada adab yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Tuh, jelas banget Rasul bilang kalau pendidikan akhlak dan adab dari Ayah adalah warisan paling berharga buat anak-anaknya.
- Bagaimana Agar Ayah Bisa Lebih Hadir dalam Kehidupan Anak?
Buat para ayah yang merasa kurang dekat dengan anak, nggak ada kata terlambat! Mulailah dengan langkah-langkah kecil untuk lebih terlibat dalam pengasuhan.
Tips Menjadi Ayah yang Lebih Dekat dengan Anak:
-
- Luangkan waktu berkualitas bersama anak setiap hari, meski hanya 15-30 menit.
- Libatkan diri dalam aktivitas anak, seperti bermain, belajar, atau bahkan mengaji bersama.
- Kurangi distraksi seperti HP atau pekerjaan saat bersama anak.
- Tunjukkan kasih sayang secara langsung—peluk, puji, dan beri motivasi.
- Beri perhatian penuh saat anak berbicara, agar mereka merasa dihargai.
Rasulullah ﷺ adalah contoh Ayah terbaik. Beliau selalu meluangkan waktu untuk bermain dan bercanda dengan anak-anaknya. Bahkan, beliau sering menggendong cucunya saat shalat. Kita bisa meneladani sikap beliau dalam mendidik anak dengan penuh kasih sayang.
- Membangun Kembali Peran Ayah dalam Keluarga
Menjadi Ayah bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak. Kita perlu kembali pada konsep parenting Islami, di mana Ayah dan ibu bekerja sama dalam mendidik anak.
Berikut beberapa hal yang bisa Ayah lakukan :
-
- Edukasi Diri: Belajar tentang parenting Islami agar lebih paham peran ayah.
- Komunikasi dengan Ibu: Parenting adalah kerja sama, bukan tugas satu pihak saja.
- Bangun Rutinitas Keluarga: Makan malam bersama, shalat berjamaah, atau mengaji bareng bisa jadi momen bonding yang berharga.
Dalam QS. At-Tahrim: 6, Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….
Artinya, orang tua, terutama Ayah itu punya tanggung jawab besar dalam membimbing anak ke jalan yang benar. Fenomena fatherless ini bukan sekadar tren sosial, tapi masalah serius yang perlu kita atasi bersama. Ayah memiliki peran penting dalam perkembangan anak, baik secara mental, emosional, maupun spiritual. Dengan menerapkan parenting Islami, ayah bisa menjadi sosok yang lebih terlibat, mendukung, dan membimbing anak-anaknya menuju kehidupan yang lebih baik.
Yuk, mulai dari sekarang, hadir lebih dekat untuk anak-anak kita! 😊✨