Pernah merasa suami kurang peka dengan apa yang kamu rasakan? Kadang, bukan karena dia nggak peduli, tapi lebih ke cara komunikasi yang belum nyambung. Padahal, dalam rumah tangga, komunikasi yang baik itu kunci keharmonisan. Nah, kalau suami sering nggak peka, mungkin cara komunikasimu perlu sedikit diubah. Yuk, simak cara-cara efektif agar suami lebih mengerti perasaan dan kebutuhanmu!
1. Kelola Emosi Sebelum Bicara
Sebelum menyampaikan perasaan atau keluhan ke suami, penting banget untuk mengelola emosi terlebih dahulu. Kalau bicara dalam keadaan marah atau kesal, pesan yang ingin kita sampaikan malah bisa terdengar seperti serangan, bukan ajakan untuk memahami.
Tips mengelola emosi sebelum komunikasi:
- Ambil napas dalam beberapa kali untuk menenangkan diri.
- Berwudhu atau shalat sunnah untuk lebih tenang.
- Tulis dulu apa yang ingin disampaikan agar lebih terarah.
- Ingat bahwa suami bukan musuh, tapi partner hidup yang bisa diajak bekerja sama.
Dengan emosi yang lebih stabil, komunikasi bisa berjalan lebih baik dan suami lebih mudah memahami tanpa merasa disalahkan.
2. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Lembut, Jangan Hanya Mengandalkan Kode
Suami nggak bisa membaca pikiran, jadi kalau ada sesuatu yang kita harapkan darinya, sampaikan secara langsung dengan bahasa yang jelas dan lembut. Hindari kode-kode yang bikin dia bingung.
Sebagian besar laki-laki memang kurang peka terhadap isyarat non-verbal atau kode-kode halus. Kalau kamu berharap dia akan menangkap sinyal hanya dari ekspresi atau nada bicara, bisa jadi dia malah bingung, apalagi berasumsi bahwa dia seharusnya “sudah tahu”.
Ketika permintaan disampaikan dengan nada yang baik dan jelas, suami akan lebih mudah memahami dan merespons dengan positif. Rasulullah ﷺ sendiri memberikan contoh komunikasi yang jelas dan penuh kasih sayang dalam rumah tangga.
Jadi, sampaikan keinginanmu dengan jelas ya. Daripada berkata, “Aku nggak apa-apa,” padahal dalam hati kesel, lebih baik katakan, “Aku merasa lelah hari ini, boleh nggak kalau kamu bantu jagain anak sebentar?”
3. Pilih Waktu yang Tepat untuk Berbicara
Timing juga sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Jangan sampai kita membahas hal penting saat suami lagi capek, stres, atau sibuk dengan pekerjaannya. Pilih waktu ketika dia dalam keadaan rileks, seperti setelah makan malam atau saat sedang bersantai.
Rasulullah ﷺ saja selalu memperhatikan kondisi psikologis istri sebelum berbicara, bahkan ketika Aisyah radhiyallahu ‘anha sedang marah, beliau menunggu hingga suasana hati membaik.
4. Pakai Metode “Aku Merasa” daripada Menyalahkan
Agar komunikasi tetap sehat, gunakan kalimat yang berfokus pada perasaan sendiri daripada menyalahkan pasangan. Metode “Aku merasa” membuat suami lebih terbuka untuk memahami tanpa merasa diserang. Kalau komunikasi diawali dengan menyalahkan, suami pasti akan defensif. Alih-alih mengeluh, gunakan bahasa pendekatan yang lebih positif agar dia lebih terbuka mendengar.
Daripada berkata, “Kamu tuh nggak pernah bantuin aku!” coba ganti dengan, “Aku senang banget waktu kamu bantu nyuci piring kemarin, rasanya lebih ringan. Bisa nggak kita jadikan itu kebiasaan?”
5. Pahami Bahasa Cinta Suami
Setiap orang punya cara berbeda dalam menunjukkan rasa sayang. Bisa jadi suami bukan tipe yang romantis dengan kata-kata, tapi dia menunjukkan cintanya lewat tindakan seperti bekerja keras atau memastikan kebutuhan rumah terpenuhi.
Nah, kamu harus mengenali bahasa cinta pasangan. Kalau suami lebih suka menunjukkan kasih sayang lewat tindakan, apresiasi itu, dan perlahan ajarkan cara lain yang kamu butuhkan, misalnya dengan meminta pelukan atau ungkapan sayang sesekali.
6. Hargai Usahanya Sekecil Apa pun
Suami juga butuh diapresiasi, lho! Kadang dia sudah berusaha, tapi kalau nggak dihargai, bisa jadi dia malas mencoba lagi. Jadi, saat dia menunjukkan usaha, sekecil apa pun, berikan pujian atau ucapan terima kasih.
Misalnya: “Makasih ya, Sayang, udah nemenin aku ngobrol tadi. Aku senang banget.” atau “Aku lihat kamu udah mulai bantu beresin rumah. Itu bikin aku bahagia.”
Hal ini dicontohkan Rasulullah ﷺ juga lho, dimana beliau selalu memperlakukan istri-istrinya dengan penuh penghargaan. Nah, kalau suami merasa dihargai, dia pun akan lebih terbuka untuk memahami dan memenuhi kebutuhanmu.
7. Doakan Suami dalam Setiap Kesempatan
Selain usaha komunikasi, jangan lupa untuk selalu mendoakan suami agar hatinya lebih lembut dan mudah memahami perasaan istri. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Doa seorang istri untuk suaminya tanpa sepengetahuan suaminya akan dikabulkan Allah.” (HR. Tirmidzi)
Doa yang bisa diamalkan:
“Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun, waj’alna lil-muttaqina imama.” (QS. Al-Furqan: 74)
“Ya Allah, berikanlah kami pasangan dan keturunan yang menyejukkan hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Jadi, yuk selalu selipkan doa agar rumah tangga makin harmonis dan penuh keberkahan.
Intinya, komunikasi dalam pernikahan adalah kunci agar suami dan istri bisa saling memahami dan mendukung. Suami nggak peka bukan berarti dia nggak peduli. Bisa jadi dia hanya belum memahami caramu berkomunikasi.
Dengan mengelola emosi lebih dulu, berbicara dengan jelas dan lembut, serta memilih waktu yang tepat, suami akan lebih mudah memahami perasaan dan kebutuhan kita. Jangan lupa juga untuk selalu menghargai usahanya dan mendoakannya agar hubungan semakin erat. Yuk, mulai ubah cara komunikasi agar suami lebih ngerti dan hubungan makin mesra!😊
Barakallahu fiikum..